Minggu, 12 April 2015

Bir dan Ancaman Kesehatan Generasi Muda

*berbagai sumber

Tahun 2012 silam, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) membuat riset. Isinya menyebutkan ancaman kegemukan pada remaja di Indonesia. Sebanyak 8,6 persen anak dan remaja di Indonesia gemuk telah berada pada kondisi pradiabates.

Pradiabetes merupakan ambang batas seseorang mengalami diabetes. Pradiabetes ditandai dengan penurunan sensitivitas insulin. Apabila sensitivitas tersebut telah hilang, maka seseorang tersebut akan memasuki stase diabetes.

Riset FKUI diatas yang melibatkan 92 anak usia 12 hingga 15 tahun yang mengalami kegemukan, sebanyak 54,3 persen di antaranya perempuan. Riset juga menyebutkan, para anak dan remaja tersebut 71,7 persen-nya mengalami tanda-tanda acanthosis nigricans yaitu kulit yang menebal dan menghitam di tengkuk, ketiak, dan jari-jari.

Pakar gizi klinik Fiastuti Witjaksono menyatakan, obesitas pada anak dan remaja terjadi akibat fenomena obesogenic. Mereka mudah mendapatkan kalori dari makanan, namun sulit untuk mengeluarkannya.Padahal agar terbebas dari kegemukan, jumlah kalori yang masuk harus sama dengan jumlah yang keluar.

Untuk mengurangi kegemukan pada anak dan remaja, imbuh Fiastuti, memang tidak semudah mengurangi kegemukan pada orang dewasa. Pasalnya, anak dan remaja masih dalam masa pertumbuhan.

Pengurangan asupan gizi akan berakibat pertumbuhan yang tidak optimal.

Maka menurutnya, penting untuk melakukan perencanaan makan untuk tumbuh kembang optimal tanpa harus menjadi gemuk. Perencanaan tersebut terdiri dari penentuan jumlah, jenis, dan jadwal makan yang sesuai.

Jumlah kalori harus sesuai dengan kebutuhan yang dipengaruhi jenis kelamin, aktivitas, usia, dan lain-lain. Jenis makanan yang memiliki komposisi seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dan jadwal makan yang tepat yaitu tiga makanan utama dan dua sampai tiga kali makanan camilan.

Meski anak sudah mengalami kegemukan, jadwal makan tetap harus teratur. Melewatkan waktu makannya justru akan memicunya untuk makan lebih banyak dan menjadi lebih gemuk.

Pola hidup sehat juga mulai berubah. Sebagai contoh, senam kesegaran jasmani di sekolah yang di era tahun 90 an diadakan setiap hari, kini pendidikan di sekolah disibukkan dengan masalah kurikulum baru.

Pada 16 Januari 2015 lalu, Menteri Perdagangan Rachmad Gobel mengeluarkan aturan pelarangan menjual bir di minimarket. Aturan itu dibuat untuk melindungi generasi muda....


Bir adalah minuman hasil fermentasi dari bahan-bahan berpati, misalnya gandum. Setelah difermentasi, bir tidak disuling sehingga alkoholnya tidak terlalu terasa di tenggorokan.

Dibandingkan wine, wiski dan lainnya, bir memiliki kandungan alkohol yang lebih rendah. Bir mengandung 4-5 persen saja. Sedangkan wine, memiliki kandungan alkohol berkisar 8-15 persen. 

Menurut catatan sejarah, bir diperkirakan minuman fermentasi tertua yang pernah dibuat.

"Tidak ada yang tahu pasti kapan bir pertama kali diproduksi," kata Arie Susanto, Brewmaster (ahli racik bir) dari Paulaner Brauhaus, seperti yang dikutip CNN Indonesia.

Ditambahkan dia, beberapa bukti sejarah membuktikan bahwa minuman ini telah menyertai perjalanan panjang peradaban manusia. "Prasasti tanah liat di Babilon, misalnya. Itu menjelaskan dengan rinci resep pembuatan bir di tahun 4.300 Sebelum Masehi," katanya. "Selain itu, bir juga telah dibuat oleh bangsa Tiongkok kuno, Asiria, dan Inka."

Beberapa bir memiliki jumlah kalori yang rendah sebesar 64 kalori per 12 ounce per botol. Bahkan untuk jenis reguler hanya memiliki 100 kalori per 12 ounce per botol. Sebagai perbandingan satu ounce semua jenis minuman yang disuling atau 4 ounce anggur hanya mengandung 100 kalori.

Sedangkan minuman campuran yang dikemas memiliki kalori lebih tinggi yakni 250-500 kalori. Bir favorit banyak orang ketika musim panas adalah mencampur setengah jenis bir extra light seperti MGD 64, Beck's Premier Light, atau Michelob Ultra Lime yang kadang dicampur dengan setengah minumuman Diet &-up.

Sedikit orang yang tahu ada fakta bahwa bir mengandung antioksidan. Kajian di University of Scranton menghitung zat asam antioksidan di dalam bir dan sebagian besar bir jenis keras seperti jenis lagers, light beer, dan bir non alkohol juga memiliki antioksidan ini.

Berdasarkan temuan itu, beberapa peneliti memasukkan bir yang memiliki banyak antioksidan ke dalam pola diet di AS ketimbang anggur. Para peneliti yang melakukan penelitian dengan memberikan bir kepada binatang yang memiliki kolesterol tinggi menemukan bahwa bir hitam atau jenis lagers membantu melindungi arteri dari timbunan plak. Bir yang mengandung antioksidan juga membantu mengurangi peradangan saluran darah yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Selain itu, manfaat bir yang memiliki etanol selain diketahui melindungi kardiovaskular dan membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, dalam kajian terbaru menunjukkan bahwa ada kandungan yang terkait dengan sistem saraf. Para peneliti menemukan alkohol bisa melindungi protein yang dibutuhkan untuk melindungi otak atau ancaman Alzheimer.

Namun Upton menggarisbawahi, bir bisa menjadi minuman yang baik asal dikonsumsi dengan aman dan benar. Satu gelas untuk wanita atau dua gelas untuk pria per hari masih menjadi batas toleransi. Anda yang hobi minum bir juga sebaiknya tidak memiliki catatan keluarga kecanduan alkohol atau risiko terkena kanker payudara.

Sejak tahun 2010, sejumlah daerah di Indonesia menerapkan regulasi penjualan bir

Kegunaan bir kini sudah mengalami pergeseran budaya. Di masa kini, banyak orang yang menyalahgunakan alkohol untuk mabuk-mabukan. Padahal, di zaman dulu bir disinyalir dibuat sebagai minuman obat.

Kegunaan bir sebagai minuman obat, kata Arie Susanto melanjutkan, terlihat dari tulisan di Mesir kuno yang diduga dibuat pada tahun 1600 Sebelum Masehi.
Jamuan Sake di Jepang
 dan Korban Oplosan
(sumber : edualkohol.blogspot.com)

"Tulisan Mesir ini berisi tentang 100 resep pengobatan dengan menggunakan bir," ujar lulusan Beer Engineering di Technische Universitat Munchen, Jerman ini.

Selain itu, sebuah resep kuno yang sudah berusia tiga milenium yang ditemukan di kuil matahari Ratu Nefertiti. Resep ini pernah digunakan oleh New Castle Brewery di Inggris dan dijadikan 1000 botol bir yang diberinama Tuthankhamun Ale.

Resep ini ditemukan ketika arkeolog, Barry Kemp menggali makam sang Ratu Mesir di tahun 1990. Saat menggali, ia menemukan 10 ruang pembuatan bir yang terkubur di bawahnya. Masing-masing ruang diketahui meninggalkan jejak residu bir.

Bir dari resep asli sang ratu awalnya dijual dengan harga US$ 7.686 (sekitar Rp 93 juta). Namun lama-lama harganya turun drastis menjadi US$ 75 atau sekitar Rp 907 ribu per botol.

Melihat sejarah ini maka edukasi mengenai bir perlu diberikan kepada generasi muda, agar tidak terjadi penyalahgunaan yang menyebabkan mabuk-mabukan. Pola hidup sehat juga penting diberikan kepada siswa sekolah agar diabetes tidak lagi menjadi momok dan ancaman bagi generasi muda dan orang tua.

Regulasi larangan menjual bir malah menimbulkan semakin banyaknya korban jiwa akibat oplosan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger