Jerit Banyumasan
Kulonuwun Bapake,
Assalam Mu’alaikum....
Inyong Wong Cilik
Banyumasan, Golet duwite sekang dodolan bir
Urip inyong sekang
dodolan bir Pak, duduk sekang begal utawa korupsi
Dodolane cilik
batine ya cilik dadi aja dipateni panganku
Nek bir ora olih
didol, oplosane karo miras dadi gede
Inyong wong cilik
Banyumas mbiyen dukung bapake
Lah siki kok malah
bapake gawe anak karo bojone inyong ora mangan
Kudune bapake
mbatiri inyong ben tambah makmur ora malah gawe aturan sing marai inyong kere
Kepriwe kie Pak
Pokoke inyong
njaluk tulung aturane dicabut Pak

“Saya ini tidak mengerti masalah politik dan hukum. Tetapi aturan Menteri Perdagangan Rahmad Gobel itu tidak masuk akal dan tidak sesuai janjinya Presiden Jokowi saat kampanye yang pro rakyat kecil. Gara-gara aturan itu membuat pedagang kecil resah karena terancam mata pencahariannya, “ katanya di Purwokerto, Rabu (08/04/2015).
“Memang kami tidak menjual bir
di minimarket, akan tetapi kami juga ikut terkena imbas aturan itu. Banyak
pedagang takut berjualan, padahal selama ini bir ini produk legal, diakui
perdagangannya dan kami telah mengeluarkan uang untuk membayar retribusi kepada
pemerintah daerah, “ katanya.
Dengan keluarnya aturan ini,
pebisnis minimarket dan termasuk pedagang kecil yang masuk dalam kategori
pengecer lainnya wajib menarik minuman beralkohol jenis bir dari toko miliknya
paling lambat tiga bulan sejak aturan ini terbit. Bir hanya boleh dijual di
hipermarket dan supermarket, yang hanya ada di kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Bandung dan beberapa daerah lain.
“Kami lihat di internet kalau
Pak Jokowi bersama beberapa menteri kabinetnya, termasuk Pak Gobel menerima
jamuan minuman beralkohol sake saat perjamuan bisnis di Istana Jepang.
Sementara kok di dalam negeri tidak boleh menjual minuman berakohol jenis bir,
“ katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar